Di Penghujung tahun 2020

Desember adalah bulan keduabelas tepatnya akhir tahun atau bisa disebut penghujung tahun. Maknanya sesungguhnya adalah berganti tahun khuhusnya pada tahun 2020 ini yang akan berganti menjadi tahun 2021.

Banyak sekali keindahan yang menyapa ditahun ini ,namun ada juga beberapa kesedihan yang melanda pada dipenghujung tahun ini.

Desember , iya…. Desember adalah bulan yang penuh dengan ujian pada kehidupan kami. Bak sebuah lagu zaman dahulu yang berjudul Desember kelabu.

Akhir tahun ini Memang benar – benar ujian. Membuat ku berada dititik terendah dalam hidupku.

Bagamana tidak, kejadian yang tak pernah terpikir terjadi begitu saja.

Suamiku terbakar dua buah kaki sampai ke paha terbakar oleh api spirtus yang meledak. Semua terjadi sesaat saja tak disangka sangka. Kehidupan ini memang tak seperti yang kita inginkan. Semua yang terjadi seperti dibelokkan kelembah yang tak mengenakkan. Semua telah ada yang mengaturnya yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa.

Melihat luka suami , kesembuhan terpridiksi selama 1 bulan. Itu adalah perkiraan manusia namun atas ijin Allah luka itu sembuh dalam waktu 2 Minggu. Dalam kurun 2 Minggu segala aktivitas suami terhenti kami hanya fokus pengobatannya. Luka itu kami rawat sendiri dirumah dengan obat jalan yang sesuai dengan resep dokter. Semua butuh proses dan waktu akhirnya kesembuhan luka suami sudah nyata.

Minggu ke tiga suami sudah mulai beraktivitas lagi ,sudah bisa bekerja kembali.

Memang siapa yang tahu gelombang kehidupan ini , ombaknya akan datang dan menerjang kapan saja dan siapa saja.

Kesembuhan suami sudah membuat kami bersemangat dalam menghadapinya.

Lagi – lagi Allah masih menguji kami. Pada hari Sabtu saya berangkat kekantor tak menampakkan gejala apapun. Sehat terlihat sewaktu kami makan pagi dengan sambal dan lauk dadar terasa enak dilidah.

Sampai akhirnya disekolah saya masih nyaman dengan kondisi yang sehat segar bugar. Matahari mulai terik dan siang hari terasa panas saat itulah saya merasa tak enak badan. Kepala sedikit pening dan badan panas. Lalu berkemas dan pulang

Sesampai durumah saya mandi lalu ganti baju kemudian makan. Kemudian istirahat rebahan didepan televisi tempat biasa kami nyantai bersama keluarga. Badan bertambah panas dan pusing.

Sore hari akhirnya saya periksakan ke dokter umum terdekat. Alhamdulillah cuma kecapaian biasa. Entah apa yang terjadi saat malam tiba mata ini tak bisa terjaga. Hanya sebentar saja tidur kurang lebih satu jam. Tetap saya tak berpikiran macam macam pagi sarapan seperti biasa ,siang juga makan seperti biasa lalu minum obat . Dalam hati setelah minum obat nanti akan mengantuk dan tidur.

Tetapi yang terjadi malah tidak mengantuk sedikitpun. Akhirnya sore hari kembali ke dokter mungkin ada obat yang kurang cocok. Kemudian diganti dan makan itu langsung saya minum. Bisa tidur lumayan nyenyak.

Tetap positive thinking ,sudahlah pasti segera sembuh dan bisa bersekolah. Namun karena masih kurang fit sedikit prinding prinding kena angin ,terpaksa saya ijin tidak masuk.

Hari berganti , siang berlalu , sore bertanda matahari mulai tengelam. Badan saya terasa lemas seperti lapar. Namun saya tak segera makan menunggu suami pulang biar kami bisa makan bersama seperti biasa. Lama lama terasa lemas lagi dengan terpaksa saya makan dahulu.

Tak berapa lama ,suami pulang ” wes maem? ( sudah makan) tanya suami. Wes aku lemes mau ( sudah aku tadi lemas ) jawabku.

Suami langsung menuju ke kamar mandi setelah selesai makan bersama anak kami.

Naaah …. Disinilah amat sangat terasa, ditubuh saya sangat dingin ,saya pakai kaos kaki dan jaket supaya terasa hangat.

Yang terjadi adalah sebaliknya tubuh ini semakin kedinginan bak tersiram air es yang dingin.

Saking dinginnya saya menuju kamar, lalu suami menyelimuti dengan 3 selimut itupun masih saja dingin merasukki tubuh,muncul keringat dingin namun badan panas . Diambilnya sebutir vitamin untuk saya minum.

Sayapun tidak tahu mengapa dan ada apa dengan diri saya. Suami tetap menunggui sambil memnggosok minyak kayu putih ditelapak kaki. Setelah satu jam kemudian perlahan rasa dingin itu berangsur angsur berkurang. Akhirnya tubuh normal kembali.

Pagi hari masih lemas tubuh saya , namun tetap saja, saya berusaha untuk bangun kemudian makan. Lagi … Lagi … Setelah makan sama halnya pada waktu sore itu dingin mulai merasuki kembali. Suami nggak jadi berangkat kerja karena melihat kondisi saya. kembali tubuh ini diselimuti namun semakin lama semakin dingin menusuk nusuk seperti disiram bogkahan es batu yang amat besar. Tubuh tak berdaya lemas sekali ,Teramat dingin. ” Ya Allah …. Sakiit apakah ini?” Dalam hati bertanya. Sejam kemudian sudah mendingan dan aneh nya tubuh seperti tidak merasakan sakit atau apa. Seperti biasa saya pinta suami untuk berangkat kerja karena kondisi membaik dan tak ada gejala apa apa lagi.

Saatnya makan siang , terasa lemas kembali tetapi tetap saja saya makan siang. Namun apa daya setelah makan selesai. kambuh kembali rasa dingin tersebut tetapi tidak lama dan dinginnya pun tidak seperti sebelumnya. Tapi tangan ini terasa bergetar tubuh lemas.

Saya ambil ponsel , ” yank…., Nang tutup ,Nang mulih ,ayoo Nang rumah sakit” tulis ku di WA.

“Iyo ” jawab suami. Karena bengkel suami dekat , tak lama suami sampai dirumah kemudian mandi langsung saja berangkat. Saya minta opname di Rumah sakit. Lalu kata suami ” ya wes Nang rumah sakit Aisyah Bojonegoro wae “

Satu jam kemudian kami sampai di depan rumah sakit yang kami tuju. Tetapi mobil kami tak bisa masuk karena parkir nya sudah penuh akhirnya diparkir didepan pinggir jalan raya. Lalu kami berjalan masuk menuju IGD. Suami terkejut ketika didepan IGD ada sebuah tenda dan tenda tersebut adalah pasien rumahsakit. Saya pun melihat bahwa rumah sakit sudah penuh. Akhirnya kami berputar kembali sambil menelpon salah satu teman untuk sekedar mencari info. Akhirnya kami disarankan untuk obat jalan saja periksa di dokter spesialis saja, nggak usah dirumah sakit karena pada waktu itu di rumah sakit umum , IGD ditutup sementara.

Kami pun berbalik arah , akhirnya suami mengajakku untuk periksa didokter Obet. Saya pun tidak menolak yang penting berobat. Sampai ditempat langsung daftar dapat nomor antrian 1.

“Mbak dokternya buka jam berapa?” Tanya suami .”jam 5 pak”. Waaah masih lama baru jam 2 sekarang. Akhirnya kami cari makan siang dulu sambil menunggu.

Setelah makan kami kembali ketempat dokter dan rebahan ditempat yang tersedia. Seperti biasa setelah makan keringat dingin itu muncul lagi. Mulai kambuh lagi. Tetap sabar menunggu meski menahan rasa dingin.

Waktu sudah tiba dipanggilkan no urut satu ,dicek tensi , 167 tensi saya , tinggi amat padahal biasanya 100 sampai 110 . 120 itupun jarang. Apakah tegang atau sebab lain saya pun tak tahu. Saya hiraukan itu semua.

Perawat meminta saya masuk, dengan ditemani suami saya masuk dan diceklah oleh dokter nampak terlihat dikomputer hasilnya suami pun melihatnya.

Sakit apa dok? Tanya suami , lambung” jawab dokter.

Alhamdulillah, akhirnya tahu juga kenapa dan apa penyebab lemasnya badan saya. Diberikan resep obat , Semoga melalui obat ini segera sehat kembali. Aamiin. Selama dua Minggu ini aktivitas ku terhenti fokus kesembuhan diriku

Ini obatnya

Sirup dan tablet untuk siang

Semua proses sudah saya lalui dan Alhamdulillah melalui obat ini dan semua adalah kehendak Allah akhirnya saya sudah sehat.

Trimakasih suami ku sayang atas supportnya. Semoga senantiasa kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin

Dibawah ini adalah makanan yang saya makan saat sakit

Lontong
Tepung Garut
Cemilanku
Ini juga cemilanku
Susu yang dibuatkan ibu

Trimakasih doanya , baik dari orang tua ,ibu ,saudara saudara , anak dan teman sekantor Spendaka.

Semoga kita semua diberikan kesehatan, kebahagiaan selalu. Aamiin.

Happy new year 2021

Buah pisang

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai